Nasihat adalah Penyebab Hidupnya Hati
Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr
Nasihat adalah Penyebab Hidupnya Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 9 Sya’ban 1445 H / 19 Februari 2024 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Nasihat adalah Penyebab Hidupnya Hati
أوصيكم بتقوى اللهِ، والسَّمعِ والطاعةِ، وإنَّ عبدًا حبشيًّا…
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, patuh, dan taat kepada pemimpin, meskipun dia adalah seorang hamba dari Habasyah. Karena sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup setelahku, maka dia akan melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian memegang sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin. Peganglah ia, dan gigitlah dengan gigi geraham. Hati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru, karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah kesesatan.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Juga dari sahabat Abu Wail, beliau berkata, “Dahulu sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu mengingatkan manusia setiap hari Kamis. Salah seorang berkata kepadanya, ‘Wahai Abu Abdirrahman, sungguh aku menginginkan engkau mengingatkan kami setiap hari.’ Maka beliau menjawab, ‘Sungguh, yang menghalangiku untuk melakukan hal tersebut karena aku khawatir membuat kalian bosan. Dan sungguh, aku sengaja selang-seling dalam memberikan nasihat, tidak setiap hari, sebagaimana dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena beliau khawatir membuat kami bosan.`” (HR. Bukhari dan Muslim)
Juga dari sahabat Jabir bin Tsamurah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak memanjangkan khutbahnya pada hari Jumat. Khutbah beliau hanya kalimat-kalimat yang pendek. (HR. Abu Dawud)
Juga dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau mengatakan, “Aku hadir bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada shalat Ied, dan beliau pun mulai dengan shalat Ied. Kemudian beliau berkhutbah tanpa adzan dan iqamah. Kemudian beliau berdiri memegang Bilal dan menyuruh kami semua bertakwa kepada Allah, memotivasi untuk taat kepadaNya, kemudian menasihati manusia dan mengingatkan mereka. Setelahnya, beliau mendatangi jamaah wanita, kemudian memberi mereka nasihat, mengingatkan mereka, dan beliau mengatakan, ‘Perbanyaklah sedekah, karena kebanyakan kalian adalah penghuni neraka Jahannam.’ Maka salah seorang wanita dari mereka berdiri dan mengatakan, ‘Kenapa, Wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Karena kalian banyak mengeluh dan banyak mengingkari kebaikan suami.’ Maka para wanita pun segera bersedekah dari perhiasan-perhiasan, mereka serahkan di pakaian yang dibentangkan oleh Bilal, dari anting-anting dan cincin-cincin mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits-hadits di atas dan yang semakna dengan hadits-hadits di atas menunjukkan kedudukan nasihat yang sangat tinggi, besarnya manfaat, dan kuatnya pengaruh nasihat itu kepada hati yang membuatnya menjadi takut dan selalu menghadap kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan majelis-majelis yang dipenuhi dengan nasihat adalah penyebab hidup dan bangkitnya hati manusia.
Dari sahabat Handzalah al-Usaidi Radhiyallahu ‘Anhu -dan beliau adalah salah satu penulis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam-, beliau berkata, “Sahabat Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu menemuiku dan bertanya tentang keadaanku, ‘Bagaimana keadaanmu, Handzalah?’ Maka aku pun mengatakan, ‘Handzalah sudah menjadi orang munafik.’ Maka beliau mengatakan, ‘Subhanallah, apa yang kau ucapkan?’ Aku menjawab, ‘Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau mengingatkan kami tentang neraka, tentang surga, seakan-akan kami melihat surga dan neraka. Tapi apabila kami dari majelis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bertemu dengan istri dan anak-anak, kemudian bermain dengan mereka, maka kami pun banyak lupa.’ Berkata Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu, ‘Demi Allah, kami pun merasakan seperti ini.’ Maka aku berangkat bersama Abu Bakar sampai bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan aku pun mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, Handzalah sudah menjadi seorang yang munafik.’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya, ‘Ada apa?’ Kata Handzalah, ‘Wahai Rasulullah, kami bersamamu di majelismu, engkau mengingatkan kami tentang surga, tentang neraka, seakan-akan kami melihat surga dan neraka. Tapi apabila kami keluar dari majelismu dan bertemu dengan istri dan anak-anak, maka kami pun menjadi banyak lupa.’ Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Demi zat yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya jika kalian terus menerus kondisinya dan keadaannya seperti ketika kalian berada di majelis dzikir, sungguh malaikat akan menjabat tangan kalian di kasur-kasur kalian dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi, wahai Handzalah, sesaat serius dan sesaat bermain (beliau mengulang tiga kali).’
Juga dalam lafazd yang lain, beliau mengatakan, “Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mengingatkan kami tentang neraka. Kemudian aku pulang ke rumah dan tertawa, bermain dengan anak-anak, dan bercanda dengan istri. Kemudian aku keluar dan bertemu dengan sahabat Abu Bakar, dan aku pun menceritakan hal tersebut kepadanya. Sahabat Abu Bakar mengatakan, ‘Aku pun merasakan demikian.’ Maka kami pergi menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bertanya, ‘Ya Rasulullah, Hamdalah sudah menjadi munafik.’ Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Ada apa?’ Maka aku menceritakan yang aku sampaikan tadi, dan sahabat Abu Bakar juga mengatakan hal yang sama. Maka beliau berkata, ‘Wahai Handzalah, sesaat serius, sesaat bersantai. Seandainya hati-hati kalian sama ketika mendapat peringatan dimana pun kalian berada, maka sungguh malaikat akan menjabat tangan kalian sampai memberi salam kepada kalian di jalan-jalan.`” (HR. Muslim)
Maka, hati di majelis-majelis dzikir, ketika diingatkan tentang neraka dan surga, maka hati-hati itu akan bergerak, takut, berharap kepada surga, dan takut kepada neraka. Karena kuatnya pengaruh dari sebuah nasihat. Apalagi nasihat itu berasal dari Al-Qur’anul Karim dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena sesungguhnya nasihat terbaik untuk hati-hati manusia adalah Al-Qur’anul Karim, Kitabullah.
Allah Ta’ala berfirman,
هَٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ
“Ini adalah penjelasan untuk manusia, petunjuk, dan peringatan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 138)
Juga Allah Taala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ…
“Wahai sekalian manusia, telah datang kepada kalian peringatan dari Tuhan kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit hati.” (QS. Yunus[10]: 57)
Maka, Allah jadikan Al-Qur’an sebagai penyembuh bagi penyakit hati, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Di dalam Al-Qur’an ada hikmah, nasihat yang indah, motivasi, peringatan, dan anjuran untuk zuhud terhadap dunia, semangat untuk akhirat, perumpamaan-perumpamaan, kisah-kisah, dan kabar-kabar yang mengandung pelajaran. Maka hal itu bisa menggerakkan hati dan membuatnya menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dari nasihat-nasihat Al-Qur’an.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Hati adalah Wadah
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53938-nasihat-adalah-penyebab-hidupnya-hati/